www.ziddu.com

Minggu, 19 September 2010

Karbohidrat

KARBOHIDRAT
Biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam
Dari namanya à molekul yang terdiri dari carbon (C) dan hydrate (air à H2O)
Mempunyai rumus molekul (CH2O)n untuk monosakarida
Disintesis dari CO2 dan H2O dlm proses fotosintesis
Dikenal juga sebagai sakarida
Klasifikasi
Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan
Monosakarida àkarbohidrat tunggal
Oligosakarida à karbohidrat yg tersusun dr bbrp monosakarida
Polisakarida àkarbohidrat yang tersusun dr lebih dari 10 monosakarida
Fungsi
Didalam organisme memiliki berbagai peranan:
Simpanan energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolisme
Pati, glikogen à dgn cepat dpt diubah mjd glukosa
Bagian dr kerangka struktural pembentuk RNA dan DNA à gula ribosa dan deoksiribosa
Elemen struktural pd dinding sel tanaman, bakteri & eksoskleleton Arthropoda à polisakarida
Identitas sel à berikatan dgn protein atau lipid dan berfungsi dlm proses pengenalan antar sel (cell-cell recognition) à oligosakarida
Monosakarida
Gula paling sederhana
Rumus molekul (CH2O)n
Terdapat dalam 2 bentuk
Aldosa
Ketosa
Monosakarida plg sederhana mempy jumlah karbon 3 à gliseraldehid dan dihidroksiaseton
Monosakarida yang paling umum adalah heksosa
Di alam biasa terdapat dlm konformasi D
Gliseraldehid dan proyeksi Fischer
Gula aldehid dengan 3 karbon
Terdapat dalam 2 stereoisomer / mirror images
Stereoisomer
Diastereoisomers
C chiral à membtk stereoisomer
Molekul yang memiliki stereoisomer à mempunyai formula dan struktur yg sama tapi berbeda dalam pengaturan 3D atom2nya
Monosakarida dengan atom C asimetris, mempunyai banyak konfigurasi 3 dimensi
Secara umum à dengan C chiral m maka memiliki konfigurasi 3 D sebanyak 2m
Stereoisomer yang bukan mrpkn bayangan cerminnya à diastereoisomer.
Konformasi kursi dan kapal
Ikatan glikosida à terbentuk dari eliminasi air antara gugus hidroksil dari suatu monosakarida berbentuk siklis dengan gugus hidroksil senyawa yang lain.
Sifat penciri suatu disakarida
Monomer gula penyusunnya dan stereo-konfigurasinya
Karbon yang terlibat dalam membtk ikatan
Urutan unit monomernya, apabila terdiri dari monosakarida yg berbeda
Konfigurasi anomerik – gugus OH pada C no. 1 dari setiap unit penyusunnya.
Most common disacharides
Common polysacharides
Pati
Glikogen
Sellulosa
Struktural karbohidrat utama pada tumbuhan berkayu dan berserat
Polimer D-glukosa linear dgn iktn β1à4
Dengan iktn tersebut menyebabkan mempy karakter yg sangat berbeda dgn amilosa
Bentuk spt fiber / serat lurus dan memanjang
Setiap residu glukosa membtk pita yang antr satu dgn yg lain saling berputar 180 °
Kitin
Merupakan polimer N-asetil β – D glukosamin
Terhubung dengan ikatan β 1à4 , sehingga memiliki struktur yg mirip dengan selulosa kecuali pada gugus OH atom C 2 diganti dengan gugus amino yg terasilasi
Terdistribusi luas di banyak organisme terutama menyusun eksoskeleton bbrp moluska dan artropoda
Structural polysacharides
Glikosaminoglikan
heterosakarida yg berulang dan mengandung derivat gula amino apakah itu glukosamin atau galaktosamin.
pada setiap unit penyusunnya tersebut selalu bermuatan negatif à krn adanya gugus karboksilat dan sulfat
Major glukosamine a.l. : dermatan sulfat, kondroitin sulfat, heparan sulfat, keratan sulfat, heparin, hyaluronate
Oligosakarida dan Polisakarida sbg marker sel
Struktur karbohidrat bervariasi pada permukaan sel à penting
Berperan sebagai sisi untuk interaksi antar sel dan dengan lingkungannya
Lektin à
protein mengikat spesifik karbohidrat,
banyak terdapat di hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme
Fungsi lektin beragam, beberapa belum pasti
Pada tumbuhan à tidak jelas
Beberapa berperan sebagai insektisida
contoh minyak kastor
Bakteria à contoh E.coli mampu menempel pada sel epitelial usus halus à karena lektin E.coli mampu mengenali target oligosakarida yang terdapat pada usus halus tsb
Structure of a Part of Influenza hemagglutinin
The ability of viruses to infect specific cell types is dictated in part by the ability of these viruses to bind to particular structures or receptors on the surfaces of cells.
influenza virus recognizes sialic acid residues present on cell-surface glycoproteins. The viral protein that binds
to these sugars is called hemagglutinin
Daftar Pustaka
Mathews, van Holde and Ahern. 2000. Biochemistry, 3rd edition. Benjamin/Cummings. San Fransisco. 278-310
Lehninger. Principle of Biochemistry. 4th edition. 238-271
Berg, J.M., Tymoczko, J.L., and Stryer, L. Biochemistry. 5th edition. Freeman and Co. 453-487

Benzena dan turunanya

“ BENZENA DAN TURUNANNYA “
1. Struktur Kekule
Rumus molekul benzena ( C6 H6 ) memperlihatkan ketidakjenuhan
Untuk mejelaskan sifat-sifat benzena, maka pada tahun 1865 kekule mengajukan struktur lingkar enam dengan tiga ikatan rangkap yang berkonjugasi dan selalu berpinda-pindah
2. Ikatan Sigma dan ikatan PHI
Menurut teori ikatan Val, Orbital molekul terbentuk dari penumpang tindihan orbital-orbital atom. Penumpang tindihan orbital-orbital atom dapat terjadi menurut dua cara
yaitu :
1. Penumpang tindihan ujung dengan ujung, ikatan kovalen yang terbentuk dengan penumpang tindihan jenis ini disebut ikatan sigma]
2. Penumpang tindihan sisi dengan sisi, ikatan kovalen yang terbentuk dengan tipe ini disebut ikatan PHI
Ikatan pertama yang terjadi antara dua atom selalu berupa ikatan sigma, sedangkan ikatan kedua dan ketiga adalah ikatan PHI. Jadi,
☺Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan sigma
☺Ikatan rangkap terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan PHI
☺Ikatan rangkap tiga terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan PHI
Hibridasi pada atom karbon
Dalam pembentukan senyawa, atom karbon dapat mengalami tiga macam hibridasi, yaitu 3p3, 3p2 dan sp
Setiap ikatan sigma memerlukan 1 orbital hibrida
☺Jika karbon membentuk 4 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p3
☺ Jika karbon membentuk 3 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p2
☺ Jika karbon membentuk 2 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p
“ Sifat – Sifat Benzena “
1. Subtitusi pertama
a. Halogenesi → Benzena bereaksi langsung dengan halogen dengan katalisator besi ( III ) halida
b. Nitrasi → Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat pekat membentuk nitrobenzena
c. Sulfonasi → Terjadi apabila benzena di panaskan dengan asam sulfat pekat
d. Alkilasi → Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan katalisator aluminium kloroda ( AlCl3 )
2. Subtitusi kedua
Pengaruh subtituen pertama terhadap subtitusi kedua
Pengaruh Orta para Pengaruh Meta
- NH2 - NHR, NR2 O

- CR
- OH - CO2R
- OR - SO3H
O - CHO

- NHCR - CO2H
- C6H6 ( Aril ) - CN
- R ( Alkil ) - NO2
- X : ( Mendeaktifkan ) - NR3+
“ Kegunaan dan dampak dari benzena dan beberapa turunannya “
1. Benzena → Sebagai pelarut berbagai jenis zat, bahan dasar membuat stirena dan nilon 66
2. Fenoln → Sebagai antiseptik
3. Asam Salisilat → Sebagai obat dengan nama spirin ataui asetosal
4. Asam Benzoat → Sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan
5. Anilina → Bahan dasar membuat zat – zat diaso.
“ POLIMER ”
Berbagai barang yang dibuat dari bahan plastik disebut polimer. Polimer yang lazim adalah polietilena, polistirena dan polivinilklorida ( PVC ). Polimer terdiri dari molekul – molekul besar disebut makromolekul. Unit pembangun polimer yang berasal dari molekul sederhana disebut monomer. Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut polimerasasi
1. Polimerasasi Adisi
Terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Polimerasasi adisi adalah perkaitan langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi ( Dapat berlangsung dengan bantuan katalisator )
2. Polimerasasi Kondensasi
Monomer – monomernya saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H@) dan CH3OH. Polimerasasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua ujungnya.
Penggolongan Polimer
1. Berdasarkan asalnya
» Polimer alam yaitu polimer yang terdapat di alam
» Polimer sintetis yaitu polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat di alam
2. Berdasarkan jenis polimernya
» Homopolimer terbentuk dari satu jenis monomer
Contohnya : Polietilena, Polipropilena, Teflon
» Kopolimer terbentuk dari dua jenis atau lebih monomer
Contohnya : Nilon – 66 dan Dakran
3. Berdasarkan sifatnya terhadap panas
» Polimer termoplas adalah polimer yang melunak jika dipanaskan dan dapat dibentuk ulang.. contohnya : PVC, Polietilena
» Polimer termoseting adalah polimer yang tidak melunak jika dipanaskan dan tidak dapat dibentuk ulang. Contohya : Bakelit ( Plastik yang di gunakan untuk listrik )
Perbedaan antara polimer termoplas dan termoseting terletak pada strukturnya. Polimer termoplas terdiri atas molekul – molekul rantai lurus, sedangkan polimer termoseting terdiri atas ikatan silang antar rantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku.
Berbagai Macam Polimer
1. Karet Alam
a. Karet alam adalah polimer dari isoprena. Getah pohon karet disebut lateks. Karet dikoagulasikan dari lateks dengan menggunakan asam format.
b. Vulkanisasi
Karet dapat dipanaskan jika dimasak dengan belerang. Pengerasan terjadi karena terbentuk ikatan saling disulfida antar rantai. Proses ini disebut Vulkanisasi.
2. Karet Sintetis
a. Polibutadiena
Mirip dengan karet alam namun tidak kuat dan tidak tahan terhadap bensin atau minyak
b. Polikloroprena ( Neoprena )
Mempunyai daya tahan terhadap minyak dan bensin yang paling baik dibandingkan elastomer lainnya. Digunakan untuk membuat selang oli
c. SBR
SBR adalah kopolimer dari stirena ( 25% ) dan butadiena ( 75% ).
Merupakan karet sintetis yang paling banyak digunakan dan diproduksi.
Penggunaan SBR adalah untuk ban kendaraan bermotor.
4. Polipropilena
Untuk membuat kalung, tali, botol dan sebagainya
5. Teflon
Banyak yang dipakai sebagai gasket, pelapis tangki dipabrik kimia dan pelapis panci anti lengket.
6. PVC
Untuk membuat pipa, pelapis lantai, selang dan sebagainya
7. Polistirena
Untuk membuat gelas minuman ringan, isolasi, bahan untuk pengepakan dan kemasan makanan
8. Akrilat
Dikenal dengan nama flexiglass, digunakan untuk membuat baju “ WOL “, kaos kaki, karpet dan lain - lain
9. Bakelit
Digunakan untuk peralatan listrik
10. Nilon
Membuat tali, jala, parasut
11. Terilen
Digunakan sebagai tekstil
12. Resin urea – formaldehida dan melamin - formaldehida
Digunakan untuk perkakas makanan misalnya mangkuk dan piring.
“ Penanganan Limbah Plastik “
1. Daur ulang
2. Incinerasi
3. Plastic Biodegradabel

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein
Protein
 Molekul yg sangat vital untuk organisme à terdapt di semua sel
 Polimer à disusun oleh 20 mcm asam amino standar
 Rantai asam amino dihubungkan dg iktn kovalen yg spesifik
 Struktur & fungsi ditentukan oleh kombinasi, jumlah dan urutan asam amino
 Sifat fisik dan kimiawi à dipengaruhi oleh asam amino penyusunnya
Fungsi Protein
 Reaksi kimia à enzymes
 Immune system à antibodies
 Mechanical structure à tendons
 Generation of force à muscles
 Nerve conduction à ion channels
 Vision à eye lens
 . . . and much more!
Asam Amino
 merupakan unit penyusun protein
 Struktur:
satu atom C sentral yang mengikat secara kovalent:
 gugus amino,
 gugus karboksil,
 satu atom H dan
 rantai samping (gugus R)
 Gugus R à rantai samping yang berbeda-beda pada setiap jenis asam amino
 Gugus R yang berbeda-beda tersebut menentukan:
-. Struktur
-. Ukuran
-. Muatan elektrik
-. Sifat kelarutan di dalam air
Asam amino standar
 Asam amino yang menyusun protein organisme ada 20 macam disebut sebagai asam amino standar
 Diketahui asam amino ke 21 disebut selenosistein (jarang ditemukan) Terdapat di beberapa enzim seperti gluthatione peroxidase
 Selenenosistein mempy kode genetik: UGA à biasa utk stop kodon à tjd pd mRNA dgn struktur 2nd yg banyak.
Klasifikasi Asam amino
 Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai samping)
 Biasanya sifat-sifat seperti: hidrofobik/hidrofilik, polar/non polar, ada/tidaknya gugus terionisasi
Asam amino non polar
 Memiliki gugus R alifatik
 Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin
 Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt Ile (I) à biasa terdapat di bagian dlm protein.
 Prolin berbeda dgn a.a à siklis. Tapi mempunyai byk kesamaan sifat dgn kelompok alifatis ini.
 Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid

Asam amino dengan gugus Raromatik
 Fenilalanin, tirosin dan triptofan
 Bersifat relatif non polar à hidrofobik
 Fenilalanin bersama dgn V, L & I à a.a plg hidrofobik
 Tirosin à gugus hidroksil , triptofan à cincin indol
 Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen à penting untuk menentukan struktur ensim
 Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ 280 nm à sering digunakan utk menentukan kadar protein
Asam amino dengan gugus R bermuatan positif
 Lisin, arginin, dan histidin
 Mempunyai gugus yg bsft basa pd rantai sampingnya
 Bersifat polar à terletak di permukaan protein dapat mengikat air.
 Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pd gugus imidazol) dibanding
 lisin à gugus amino
 arginin à gugus guanidino
 Krn histidin dpt terionisasi pada pH mendekati pH fisioligis à sering berperan dlm reaksi ensimatis yg melibatkan pertukaran proton
Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif
 Aspartat dan glutamat
 Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya à bermuatan (-) / acid pada pH 7
Asam amino non standar
 Merupakan asam amino diluar 20 mcm as. Amino standar
 Terjadi karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino standar menjadi protein.
 Kurang lebih 300 asam amino non standar dijumpai pada sel

Fantastic Four Colection




Fertilitas Statistik Kependudukan

Pengertian: Hasil produksi yg nyata dr seorang wanita/banyaknya bayi yg lahir hidup/Fekunditas,potensi u/ melahirkan anak/mencakup peranan kelahiran pd perubahan penduduk.

Konsep2:
Lahir hidup: kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya didlm kendungan
Lahir mati: kelahiran seorang bayi dr kandungan pling sdkit 28 minggu,tanpa menunjukkan tanda2 kehidupan
Abortus: kematian bayi dlm kandungan dngn umur kehamilan kurang dr 28 minggu
Masa reproduksi: masa dmana wanita mampu melahirkan,usia subur 15-49thn
Ada 2 macam Abortus:
1.Induced Abortion : (berdasarkan alasan medis/tidak berdasar alasan medis)
2.Spontaneus Abortus

SUMBER2 DATA
Registrasi : data yg tersedia statistik kelahiran
Kelemahan: ketepatan definisi & aplikasinya/kelengkapan registrasi/ketepatan alokasi tempat/ketepatan alokasi waktu/ketepatan pengelompkn kelahiran berdasar statistik
Sensus : Data yang tersedia kmomposisi pendduk menurut umur & jenis kelamin/ jumlah anak yg pernah dilahirkan hidup/ jumlah anak yg dilahirkan dlm suatu periode yg lalu/ data pendduk yg berhubungan dngn variabel vertilitas.
Kelemahan : keterangan jumlah anak yg pernah dilahirkan sangan tergantung pd daya ingat ibu/ ket mengenai banyaknya anak yg lahir sethn yg lalu tergantung pd ketepatan dlm memperkirakan jangka waktu 1 thn sblm sensus/ kesalahan pelaporan umur o/ pendduk.
Survei : data yg tersedia A s/d D sama dngn data pd sensus/ ket tentang fertilitas yg lebih rinci: riwayat kelahiran & status kehamilan.
Kelemahan : sama dngn yg ditemui pada sensus.
Personal dlm pengukuran fertilitas
1. suatu angka menunjukkan ukuran suatu jangka waktu
2. suatu kelahiran melibatkan ke2 ortu
3. penentuan pendduk yg exsposed to risk didlm pengukuran fertilitas sangan sukar
4. sangat sukar membedakan lahir hidup dan lahir mati
5. melahirkan lebih dari 1x adalah hal yg biasa terjd pd seorang istri.

RONALD FREEDMAN : Intermediet variabel erat hub dngn norma sosial
H LEIBSTEIN : Anak dilatih dr 2 segi segi kegunaan/segi biaya
GARY BECKER : Ia mengganggap anak sbg barang konsumsi tahan lama ortu memiliki pilihan u/ kuantitas & kualitas anak.

STUDI PERBEDAAN FERTILITAS DI INDONESIA
Tempat tinggal wanita pd saat pencacahan/ Tingkat pendidikan/ umur perkawinan

5 Ciri Wanita Yang Masih Perawan

Untuk melihat seorang gadis masih perawan atau tidak, anda tidak perlu melihatnya saat malam pertama. Ada beberapa ciri fisik pada tubuh wanita perawan atau tidak. Mau tahu apa ciri-cirinya? Apa nggak mau tapi malu-malu mau!!
1. Dahi
Bagi wanita yang masih perawan akan memiliki dahi yang halus dan licin. Dan jika tidak suci lagi maka akan muncul kedutan yang tidak begitu terlihat dan samar-samar. Ciri ini tolong bedakan dengan kedutan karena usia.
Kedutan karena sudah tidak perawan, terlihat samar-samar dan akan terlihat jelas saat tertawa atau berbicara.

2. Mata.
Ciri pertama bisa kita lihat pada matanya. Jika wanita yang sudah tidak perawan bagian bawah kelopak mata terlipat sedikit dan terdapat tanda lebam (hitam) seperti memar. Atau ada tambahan garis keriput. Sedangkan jika masih suci maka matanya cerah berseri.
3. Hidung
Seoarang gadis yang masih suci dari jamahan lelaki hidung belang, memiliki ciri fisik pada hidungnya. Apa itu? yaitu pada ujung hidung terlihat ciri kemerah-merahan. Sedangkan untuk gadis yang sudah tidak perawan akan memiliki warna merah tapi lebih pucat.
4. Pipi
Jika gadis masih perawan maka pipinya akan menggairahkan dan merah segar. Kalau seorang wanita sering dicium efeknya adalah pipinya menjadi tidak merah lagi. Ciri lainnya bisa dilihat jika seorang pipi dari wanita tidak perawan terdapat garis melintang yang tidak begitu jelas.
5. Telinga
Seorang wanita yang sama sekali belum tersentuh oleh Pria bisa juga dilihat cirinya pada telinga. Bagi wanita perawan maka telinganya akan akan nampak halus dan bersih. Sedangkan telinga pada wanita yang sudah tidak perawan akan menjadi sedikit leper. Karena waktu malam sering digigit.
Sebenarnya ada banyak lagi ciri-ciri perawan tapi karena melibatkan organ-organ sensitif lebih baik tidak saya publish.Dan saya rasa ciri diatas sudah cukup untuk membedakan mana wanita yang masih perawan atau tidak.

Jumat, 17 September 2010

Komunikasi Terapetik

Komunikasi Terapetik
Tinjauan Umum tentang Komunikasi

1.Pengertian

Ada beberapa pengertian tentang komunikasi :
a.Komunikasi adalah pengiriman pesan atau tukar menukar informasi atau ide/gagasan (Oxford Dictionary)
b.Komunkasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui symbol, tanda, atau tingkah laku
c.Komunkasi bisa berbentuk komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan komunikasi abstrak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun nonverbal.
Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan symbol, tanda, atau tingkah laku.

2.Unsur-unsur Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi adalah ; komunikator, pesan, komunikan, media, dan respon atau umpan balik.
a.Komunikator.
Komunikator atau orang yang menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan disampaikan. Sikap dari komunikator harus empati, jelas. Kejelasan kalimat dan kemudahan bahasa akan sangat mempengaruhi penerimaan pesan oleh komunikan.
b.Pesan
Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang. Lambang bahasa dinyatakan baik lisan maupun tulisan. Lambang suara berkaitan dengan intonasi suara. Lambang gerak adalah ekspresi wajah dan gerakan tubuh, sedangkan lambang warna berkaitan dengan pesan yang disampaikan melalui warna tertentu yang mempunyai makna, yang sudah diketahui secara umum, misalnya merah, kuning, dan hijau pada lampu lalu lintas.
c.Komunikan
Komunikan adalah penerima pesan. Seorang penerima pesan harus tanggap atau peka dengan pesan yang diterimanya dan harus dapat menafsirkan pesan yang diterimanya. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah persepsii komunikan terhadap pesan harus sama dengan persepsi komunikator yang menyampaikan pesan.
d.Media
Media adalah sarana atau saluran dari komunikasi. Bisa berupa media cetak, audio, visual dan audio-visual. Gangguan atau kerusakan pada media akan mempengaruhi penerimaan pesan dari komunikan.
e.Respon/umpan balik.
Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik langsung disampaikan komunikan secara verbal, yaitu dengan kalimat yang diucapkan langsung dan nonverbal melalui ekspresi wajah atau gerakan tubuh. Umpan balik secara tidak langsung dapat berupa perubahan perilaku setelah proses komunikasi berlangsung, bisa dalam waktu yang relative singkat atau bahkan memerlukan waktu cukup lama.

3.Faktor yang mempengaruhi komunikasi

a.Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.
Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang tua tidak berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.

b. Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.

4. Tehnik Komunikasi yang efektif
a.Yakinkan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannya. Hal yang berkaitan dengan kejelasan pesan yang ingin disampaikan.
b.Gunakan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti komunikan. Seringkali perawat menemui pesan yang tidak dapat berbahasa Indonesia, sedangkan perawat itu sendiri tidak dapat berbahasa seperti pasien. Dalam kondisi seperti ini, orang ketiga diperlukan untuk menjembatani proses komunikasi tersebut.
c.Gunakan media komunikasi yang tepat dan adekuat. Media tertentu tepat digunakan untuk komunikasi tertentu. Perawat yang sedang memberi penyuluhan pada satu orang pasien tidak perlu menggunakan flip chart, tetapi cukup dengan brosur atau leaflet. Sebaliknya dalam satu kegiatan penyuluhan pada 25 orang tidak cukup hanya dengan brosur saja, tetapi diperlukan media yang tepat seperti flip chart atau film.
d.Ciptakan iklim komunikasi yang baik dan tepat. Untuk berlangsungnya proses komunikasi yang efektif diperlukan suasana tenang dan tidak bising. Akan lebih baik lagi apabila disertai dengan udara yang nyaman dan tidak terlalu panas.
e.Dengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang sedang diutarakan komunikan karena apa yang diutarakan komunikan adalah umpan balik terhadap pesan yang diberikan komunikator.
f.Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja. Setiap proses komunikasi yang dijalankan hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dan dilakukan dengan berencana.
g.Ingat bahwa komunikasi adalah proses dua arah, yaitu harus terjadi umpan balik antara komunikator dan komunikan.
h.Yakinkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa yang diucapkan. Dengan kata lain ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi non verbal. Hindari mengatakan saya turut berbahagia tetapi dengan ekspresi wajah yang datar dan tidak menunjukkan rasa bahagia.

B.Tinjauan Umum tentang Komunikasi Terapeutik.

A.Pengertian

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan.

Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Hamid, 1996), tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien meliputi :
a.Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri.
b.Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
c.Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling dengan kapasitas untuk mencintai dan dicintai.
d.Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.

Tujuan komunikasi terapeutik adalah :
a.Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal yang diperlukan.
b.Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
c.Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Tujuan terapeutik akan tercapai bila perawat memiliki karakteristik sebagai berikut (Hamid, 1998) :


a.Kesadaran diri.
b.Klarifikasi nilai.
c.Eksplorasi perasaan.
d.Kemampuan untuk menjadi model peran.
e.Motivasi altruistik.
f.Rasa tanggung jawab dan etik.

B.Komponen Komunikasi Terapeutik

Model struktural dari komunikasi mengidentifikasi lima komponen fungsional berikut (Hamid, 1998) :
a.Pengirim : yang menjadi asal dari pesan.
b.Pesan : suatu unit informasi yang dipindahkan dari pengirim kepada penerima.
c.Penerima : yang mempersepsikan pesan, yang perilakunya dipengaruhi oleh pesan.
d.Umpan balik : respon dari penerima pesan kepada pengirim pesan.
e.Konteks : tatanan di mana komunikasi terjadi.
Jika perawat mengevaluasi proses komunikasi dengan menggunakan lima elemen struktur ini maka masalah-masalah yang spesifik atau kesalahan yang potensial dapat diidentifikasi.
Menurur Roger, terdapat beberapa karakteristik dari seorang perawat yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang terapeutik.Karakteristik tersebut antara lain : (Suryani,2005).
a.Kejujuran (trustworthy). Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan saling percaya. Klien hanya akan terbuka dan jujur pula dalam memberikan informasi yang benar hanya bila yakin bahwa perawat dapat dipercaya.
b.Tidak membingungkan dan cukup ekspresif. Dalam berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi nonverbal harus mendukung komunikasi verbal yang disampaikan. Ketidaksesuaian dapat menyebabkan klien menjadi bingung.
c.Bersikap positif. Bersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Roger menyatakan inti dari hubungan terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap positif.
d.Empati bukan simpati. Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien. Dengan empati seorang perawat dapat memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena meskipun dia turut merasakan permasalahan yang dirasakan kliennya, tetapi tidak larut dalam masalah tersebut sehingga perawat dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objektif. Sikap simpati membuat perawat tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut didalamnya.
e.Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien.Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus berorientasi pada klien, (Taylor, dkk ,1997) dalam Suryani 2005. Untuk itu agar dapat membantu memecahkan masalah klien perawat harus memandang permasalahan tersebut dari sudut pandang klien. Untuk itu perawat harus menggunakan terkhnik active listening dan kesabaran dalam mendengarkan ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara tergesa-gesa dengan tidak menyimak secara keseluruhan ungkapan klien akibatnya dapat fatal, karena dapat saja diagnosa yang dirumuskan perawat tidak sesuai dengan masalah klien dan akibatnya tindakan yang diberikan dapat tidak membantu bahkan merusak klien.
f.Menerima klien apa adanya.Jika seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman dan aman dalam menjalin hubungan intim terapeutik. Memberikan penilaian atau mengkritik klien berdasarkan nilai-nilai yang diyakini perawat menunjukkan bahwa perawat tidak menerima klien apa adanya.
g.Sensitif terhadap perasaan klien. Tanpa kemampuan ini hubungan yang terapeutik sulit terjalin dengan baik, karena jika tidak sensitif perawat dapat saja melakukan pelanggaran batas, privasi dan menyinggung perasaan klien.
h.Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri. Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada masa lalunya tidak akan mampu berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit bagi perawat untuk membantu klien, jika ia sendiri memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya.

C.Fase Hubungan Komunikasi Terapeutik.

Struktur dalam komunikasi terapeutik, menurut Stuart,G.W.,1998, terdiri dari empat fase yaitu: (1) fase preinteraksi; (2) fase perkenalan atau orientasi; (3) fase kerja; dan (4) fase terminasi (Suryani,2005). Dalam setiap fase terdapat tugas atau kegiatan perawat yang harus terselesaikan.

a.Fase preinteraksi
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai berhubungan dengan klien. Tugas perawat pada fase ini yaitu :
1)Mengeksplorasi perasaan,harapan dan kecemasannya;
2)Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri, dengan analisa diri ia akan terlatih untuk memaksimalkan dirinya agar bernilai tera[eutik bagi klien, jika merasa tidak siap maka perlu belajar kembali, diskusi teman kelompok;
3)Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi;
4)Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan di implementasikan saat bertemu dengan klien.

b.Fase orientasi
Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali dengan klien. Pada saat pertama kali bertemu dengan klien fase ini digunakan perawat untuk berkenalan dengan klien dan merupakan langkah awal dalam membina hubungan saling percaya. Tugas utama perawat pada tahap ini adalah memberikan situasi lingkungan yang peka dan menunjukkan penerimaan, serta membantu klien dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Tugas-tugas perawat pada tahap ini antara lain :
1). Membina hubungan saling percaya, menunjukkan sikap penerimaan dan komunikasi terbuka. Untuk membina hubungan saling percaya perawat harus bersikap terbuka, jujur, ihklas, menerima klien apa danya, menepati janji, dan menghargai klien;
2)Merumuskan kontrak bersama klien. Kontrak penting untuk menjaga kelangsungan sebuah interaksi.Kontrak yang harus disetujui bersama dengan klien yaitu, tempat, waktu dan topik pertemuan;
3)Menggali perasaan dan pikiran serta mengidentifikasi masalah klien. Untuk mendorong klien mengekspresikan perasaannya, maka tekhnik yang digunakan adalah pertanyaan terbuka;
4)Merumuskan tujuan dengan klien. Tujuan dirumuskan setelah masalah klien teridentifikasi. Bila tahap ini gagal dicapai akan menimbulkan kegagalan pada keseluruhan interaksi (Stuart,G.W,1998 dikutip dari Suryani,2005)

Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini antara lain :
1) Memberikan salam terapeutik disertai mengulurkan tangan jabatan tangan
2) Memperkenalkan diri perawat
3) Menyepakati kontrak. Kesepakatan berkaitan dengan kesediaan klien untuk berkomunikasi, topik, tempat, dan lamanya pertemuan.
4)Melengkapi kontrak. Pada pertemuan pertama perawat perlu melengkapi penjelasan tentang identitas serta tujuan interaksi agar klien percaya kepada perawat.
5)Evaluasi dan validasi. Berisikan pengkajian keluhan utama, alasan atau kejadian yang membuat klien meminta bantuan. Evaluasi ini juga digunakan untuk mendapatkan fokus pengkajian lebih lanjut, kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang terkait dengan keluhan utama. Pada pertemuan lanjutan evaluasi/validasi digunakan untuk mengetahui kondisi dan kemajuan klien hasil interaksi sebelumnya.
6)Menyepakati masalah. Dengan tekhnik memfokuskan perawat bersama klien mengidentifikasi masalah dan kebutuhan klien.
Selanjutnya setiap awal pertemuan lanjutan dengan klien lakukan orientasi. Tujuan orientasi adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini dan mengevaluasi tindakan pertemuan sebelumnya.

c.Fase kerja.
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi teraeutik.Tahap ini perawat bersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.Perawat dan klien mengeksplorasi stressor dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, perasaan dan perilaku klien.Tahap ini berkaitan dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah ditetapkan.Tekhnik komunikasi terapeutik yang sering digunakan perawat antara lain mengeksplorasi, mendengarkan dengan aktif, refleksi, berbagai persepsi, memfokuskan dan menyimpulkan (Geldard,D,1996, dikutip dari Suryani, 2005).
d.Fase terminasi
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan saling percaya sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Perawat dan klien keduanya merasa kehilangan. Terminasi dapat terjadi pada saat perawat mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat klien akan pulang. Perawat dan klien bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan pencapaian tujuan. Untuk melalui fase ini dengan sukses dan bernilai terapeutik, perawat menggunakan konsep kehilangan.
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat, yang dibagi dua yaitu:
1) Terminasi sementara, berarti masih ada pertemuan lanjutan;
2) Terminasi akhir, terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan secara menyeluruh.
Tugas perawat pada fase ini yaitu :
a) Mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi yang telah dilakukan, evaluasi ini disebut evaluasi objektif. Brammer & Mc Donald (1996) menyatakan bahwa meminta klien menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan atau respon objektif setelah tindakan dilakukan sangat berguna pada tahap terminasi (Suryani,2005);
b)Melakukan evaluasi subjektif, dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setalah berinteraksi atau setelah melakukan tindakan tertentu;
c)Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Hal ini sering disebut pekerjaan rumah (planning klien). Tindak lanjut yang diberikan harus relevan dengan interaksi yang baru dilakukan atau yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Dengan tindak lanjut klien tidak akan pernah kosong menerima proses keperawatan dalam 24 jam;
d)Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya, kontrak yang perlu disepakati adalah topik, waktu dan tempat pertemuan. Perbedaan antara terminasi sementara dan terminasi akhir, adalah bahwa pada terminasi akhir yaitu mencakup keseluruhan hasil yang telah dicapai selama interaksi.
C.Sikap Komunikasi Terapeutik.

Lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik menurut Egan, yaitu :
1.Berhadapan. Artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk anda”.
2.Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3.Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu.
4.Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5.Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon kepada klien.
Selain hal-hal di atas sikap terapeutik juga dapat teridentifikasi melalui perilaku non verbal. Stuart dan Sundeen (1998) mengatakan ada lima kategori komunikasi non verbal, yaitu :
1.Isyarat vokal, yaitu isyarat paralingustik termasuk semua kualitas bicara non verbal misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama dan kecepatan bicara.
2. Isyarat tindakan, yaitu semua gerakan tubuh termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh.
3.Isyarat obyek, yaitu obyek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya.
4.Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Hal ini didasarkan pada norma-norma social budaya yang dimiliki.
5.Sentuhan, yaitu fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non verbal yang paling personal. Respon seseorang terhadap tindakan ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan, jenis kelamin, usia dan harapan.

D.Teknik Komunikasi Terapeutik.

Ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang efektif (Stuart dan Sundeen, 1998) yaitu :
1.Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.
2.Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan lebih dahulu sebelum memberikan saran, informasi maupun masukan.
Stuart dan Sundeen, (1998) mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik sebagai berikut :

1.Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Dalam hal ini perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien untuk berbicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.
2.Menunjukkan penerimaan.
Menerima tidak berarti menyetujui, menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.

3.Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien.

4.Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Melalui pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.

5.Mengklasifikasi.
Klasifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan dalam kata-kata ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.

6.Memfokuskan.
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti.

7.Menyatakan hasil observasi.
Dalam hal ini perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal klien.
8.Menawarkan informasi.
Memberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien yang bertujuan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.

9.Diam.
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses informasi.

10.Meringkas.
Meringkas pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.

11.Memberi penghargaan.
Penghargaan janganlah sampai menjadi beban untuk klien dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian dan persetujuan atas perbuatannya.

12.Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.
Memberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.

13.Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan.

14.Menempatkan kejadian secara berurutan.
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif.

15.Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka perawat harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien.

16.Refleksi.
Refleksi memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.
E.Hambatan Komunikasi Terapeutik.

Hambatan komunikasi terapeutik dalam hal kemajuan hubungan perawat-klien terdiri dari tiga jenis utama : resistens, transferens, dan kontertransferens (Hamid, 1998). Ini timbul dari berbagai alasan dan mungkin terjadi dalam bentuk yang berbeda, tetapi semuanya menghambat komunikasi terapeutik. Perawat harus segera mengatasinya. Oleh karena itu hambatan ini menimbulkan perasaan tegang baik bagi perawat maupun bagi klien. Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas satu-persatu mengenai hambatan komunikasi terapeutik itu.

1.Resisten.
Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas yang dialaminya. Resisten merupakan keengganan alamiah atau penghindaran verbalisasi yang dipelajari atau mengalami peristiwa yang menimbulkan masalah aspek diri seseorang. Resisten sering merupakan akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. Perilaku resistens biasanya diperlihatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah.

2.Transferens.
Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan pengisaran (displacement) yang maladaptif. Ada dua jenis utama reaksi bermusuhan dan tergantung.

3.Kontertransferens.
Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien. Konterrtransferens merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhadap klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi. Reaksi ini biasanya berbentuk salah satu dari tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan atau membenci dan reaksi sangat cemas sering kali digunakan sebagai respon terhadap resisten klien.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi terapeutik, perawat harus siap untuk mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan perawat-klien (Hamid, 1998). Awalnya, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang hambatan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan adanya hambatan tersebut. Latar belakang perilaku digali baik klien atau perawat bertanggung jawab terhadap hambatan terapeutik dan dampak negative pada proses terapeutik.

SUMBER:

Cangara, Hafid. (2006), Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Ellis,R.,Gates, R, & Kenworthy,N. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan: Teori dan Praktik.Alih Bahasa :Susi Purwoko. Jakarta,EGC.
Keliat, B.A. (2002), Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, EGC, Jakarta.
Notoatmodjo, S 1997, Ilmu Perilaku dan komunikasi Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Purwanto, H. (1998). Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta.
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.
Stuart.G.W. & Sundeen.S.J.(1998) . Buku Saku Keperawatan Jiwa.Alih Bahasa: Achir Yani S. Hamid. ed ke-3.

Komunikasi Massa

KOMUNIKASI MASSA

Pendahuluan
 Dilihat dari segi proses komunikasi pada dasarnya komunikasi massa tidak berbeda dengan proses-proses komunikasi yang lainnya
 Wilbur Schram menyatakan bahwa perbedaan antara proses komunikasi massa dengan yang lainnya adalah:
Sifat-sifat yang terkandung di dalam proses komunikasi massa yaitu bahwa sumbernya lebih banyak bersifat terorganisasikan dan terlembagakan kemudian disalurkan melalui media massa secara masal dan ditujukan kepada orang yang bersifat anonim dan heterogen
Charles Wright (1959) mengidentifikasikan beberapa karakteristik komunikasi massa :
1. Komunikasi massa ditujukan kepada sasaran yang jumlahnya besar atau luas,umumnya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen) dan tidak dikenal (anonim)
2. Kegiatanya dilakukan secara cepat dan waktu-waktu tertentu
3. Komunikator dilakukan oleh suatu bentuk organisasi
4. Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicly) sering tertentukan waktunya untuk mencapai sebagian besar sasaran secara serempak (simultan)

Media massa terdiri dari
1. Media tercetak atau cetakan yaitu surat kabar, majalah, buku, pamflet, billboard, dll
2. Media elektronik yaitu radio, film, internet dsb


Model-Model Komunikasi Massa
1. Model jarum hipodermis (Hypodermic needle model)
- Pada hakekatnya adalah model komunikasi searah
- Model ini beranggapan bahwa mwdia massa mempunyai pengaruh langsung, sangat kuat, segera atau cepat, sangat menentukan terhadap sasaran dan hampir tak ada kekuatan apapun yang menghambatnya
 Disini media massa digambarkan sebagai jarum raksasa yang menyuntik sasaran yang pasif
 Model ini menurut para peneliti terdahulu didasarkan pada anggapan bahwa :
a. Media yang sangat berpengaruh mampu memakksakan kehendaknya pada sasaran yang sama sekali tidak berusaha mencoba berfikir lain
b. Sasaran dianggap tidak mempunyai hubungan satu sama lain terikat pada media massa tetapi tidak terikat pada kelompoknya
2. Model Komunikasi 2 tahap
- Tahap pertama adalah pengalihan informasi dari media massa kepada para pemuka pendapat dan ini merupakan bentuk komunikasi massa
- Tahap kedua dari pemuka pendapat kepada para pengikutnya atau anggota masyarakat lainnya selain merupakan pengalihan informasi, yang lebih penting ialah merupakan penyebarluasan pengaruh ini bukan lagi berbentuk komunikasi massa tetapi komunikasi antar personal
3. Model Komunikasi Satu Tahap
Model ini merupakan penyempurnaan dari pada model jarum hipodermis .Model satu tahap ini beranggapan bahwa media massa langsung berpengaruh pada sasaran tanpa melalui pemuka pendapat.Bedanya dengan jarum hypodermis ialah :
 Model komunikasi satu tahap mengakui bahwa tidak semua media memiliki kekuatan pengaruh yang sama
 Model ini memperhitungkan peranan selektifitas sebagai faktor yang menentukan penerimaan sasaran. Artinya sasaran memilih-milih media massa atau isinya, sasaran berbeda-beda persepsi dan kemampuannya mengingat pesan
 Model ini mengakui pula kemungkinan timbulnya dampak yang berbeda pada sasaran dari pesan yang sama
4. Model Komunikasi Banyak Tahap
Model ini mencakup semua model yang dibicarakan terdahulu.
Model ini dikembangkan berdasarkan pengertian bahwa pada kebanyakan komunikasi terjadi suatu fungsi penyebaran informasi secara estafet kepada sasaran yang jumlahnya besar

Komunikasi Massa Yang Efektif
Yang Perlu diperhatikan :
1. Mencakup sasaran yang luas
2. Latar belakang sasaran lebih banyak variasinya
3. Komunikasi biasanya dilaksanakan dari jarak jauh, tidak berhadap - hadapan
4. Tidak ada umpan balik (feedback) langsung


Manfaat Komunikasi Massa
 Menyebarluaskan informasi
 Memperluas wawasan
 Dapat memusatkan atau mengalihkan perhatian masyarakat
 Dapat menggali aspirasi masyarakat
 Dapat merubah sikap masyarakat yang tidak begitu kuat
 Dapat mesuplay informasi kepada komunikasi antar personal
 Dapat memberikan atau meningkatkan status seseorang
 Dapat mendukung berlakunya suatu norma
 Dapat menciptakan selera
 Dalam pendidikan,media massa tidak dapat berperan sendiri
Pesan
 Pengertian : Informasi yang dirumuskan dan disampaikan
 Syarat-syarat pesan yang baik :
- Jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele
- Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa yang dipahami
benar oleh sasaran
- Singkat, tidak terlalu banyak sekaligus
- Pesan bisa diterima
- Isi pesan bisa dilaksanakan oleh sasaran
- Pesan disajikan secara menarik
- Selain menarik penyajian pesan harus bisa memotivasi sasaran

Komunikasi Interpersonal

KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Pengertian komunikasi Interpersonal
Kita dapat memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal dengan mudah jika sebelumnya kita sudah memahami makna atau pengertian dari komunikasi intrapersonal. Seperti menganonimkan saja, komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.
Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.
Sistem Komunikasi Interpersonal
Menurut Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. lewat bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, beliau menjelaskan tentang sistem dalam komunikasi interpersonal seperti:
• Persepsi Interpersonal
• Konsep Diri
• Atraksi Interpersonal
• Hubungan Interpersonal.
Dalam tulisan ini, Tim Penulis hanya menjelaskan point hubungan interpersonalnya saja. Karena Tim Penulis beranggapan, pembahasannya terlalu rumit dan dianggap dalam point hubungan interpersonal pembahasannya jelas sehingga mudah dimengerti.
Hubungan Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:
1. Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
2. Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
a. Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.
b. Orientasi maslah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai tujuan.
c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan.
f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.
3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah:
• Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
• Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
• Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
• Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b. Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima pujian tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
1. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
2. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
3. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
4. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
• Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
• Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka.
Daftar pustaka
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.

Komunikasi Harmonis

Komunikasi Harmonis

Proses penyampaian pesan antara pengirim & penerima pesan dilandaskan Rasa saling memahami & melengkapi unt mencapai kesepahaman antara pengirim dan penerima pesan.
Komunikasi yg harmonis dibangun atas dasar hubungan manusiawi yg utuh dari berbagai dimensi.
Bukan pada hubungan formalitas apalagi hiasan bibir semata.

TIPS BERKOMUNIKASI SECARA TERTULIS
- menggunakan tulisan yg mudah dibaca
- menggunakan kata-kata yg sederhana, umum dan tidak bertele-tele
- fokus pd pesan yg ingin disampaikan
- beri ilustrasi (bagian,denah, sketsa) bila perlu.

TIPS BERKOMUNIKASI SECARA NON VERBAL
- pastikan penerima pesan mengerti isyarat yg digunakan
- pergunakan semua indera secara maksimal

TIPS BERKOMUNIKASI SECARA VERBAL
Supaya komunikasi harmonis harus memperhatikan unsur-unsur komunikasi berikut ini :
- komunikator / pengirim
- komunikan/ penerima
- isi pesan
- umpan balik / komunikasi 2 arah
- kesepakatan
- lungkungan

TIPS KOMUNIKASI VERBAL
1. Persyaratan pengirim (komunikator)
- intonasi = jangan monoton
- Nada = nada suara yg sikaf yg ramah, antusias, penuh emfati, tegas & supel.
- Kecepatan = jangan bicara tergesa-gesa, beri pendengar kesempatan unt mencerna
apa yang dikatakan
- Pengucapan = bicara dengan jelas

2. Persyaratan penerima pesan (komunikan)
- Menerima kehadiran pembawa pesan
- mau mendenggar
- mempunyai minat unt memahami pesan
- mau berfikir dr sudut pandang pembawa pesan
3. Persyaratan isi pesan
Inti pesan mudah dipahami penerima pesan kalimat harus jelas dan singkat
4. persyaratan lingkungan
- adanya tempat yg nyaman unt menyampaikan pesan
- tidak terganggu suara bising
- suhu nyaman
- tidak ada aroma yg terlalu menyengat
5. persyaratan komunikasi 2 arah :
- pengirim dan penerima pesan aktif
- memahami masalah unt mendptkan kesepakatan
6. persyaratan kesepakatan
- ada kesepakatan antara pengirim dan penerima pesan

TIPS-TIPS UMUM UNT MENJALIN KOMUNIKASI HARMONIS
- temukan orang yg tepat untuk brkomunikasi
- orang yg diajak berkomunikasi mau benar2 mendengar
- berusaha tidak menyakiti hati orang yg diajak berkomunikasi
- berusaha memahami sudut pandang orang lain
- mau menerima masukan dari lawan bicara
- di akhir komunikasi ada kesepakatan

Hambatan dalam berkomunikasi => perbedaan persepsi <= perbedaan kepribadian

TIPS BERKOMUNIKASI DNGN TIPE KEPRIBADIAN TERTENTU
D = (DRIVER/ DOMINENT)
- jelas, spesifik, to the point
- menangani masalah sesuai dngn fakta yg ada
- memberikan win2 solution/pilihan solusi
I = (TERBUKA/INFLUENCER)
- memeberikan kesempatan menumpahkan perasaannya
- menanyakan pendapat dahulu, baru memberikan usulan
- memberi kesan cepat dan berperasaan
S = (KALEM/STEADINESS)
- menunjukan perhatian, sabar (memberi waktu berfikir)
- menyodorkan solusi dngn hari2/ tdk mengancam
- memberi jaminan/ dukungan pribadi
C = (AKURAT/COMPLIANCE)
- melihat segala aspek dr suatu masalah (sistemik)
- samaikan dngn detil/ terstruktur, berbicara dngn data dan fakta
- sepakati batas waktu dan ukuran pencapaian.

PRINSIP2 DALAM KOMUNIKASI
- bersikap netral
- mendngar secara aktif
- memilih metafora/ gaya yang tepat
- tdk kasar
- berusaha tdk menjatuhkan orang lain
- mengurangi ketegangan dan meningkatkan rasa saling memahami

Jenis-jenis Komunikasi

JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Jenis komunikasi terdiri dari :
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh


Komunikasi Verbal Mencakup Aspek:
• Vocabulary (Perbendaharaan kata-kata)
Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi
• Racing (Kecepatan)
Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat
• Intonasi suara
Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam komunikasi
• Humor
Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia.Dugan (1989) memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus ada selingan dalam berkomunikasi
• Singkat dan jelas
Komunikasi akan effektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti
• Timing (waktu yang tepat)
adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan

Komunikasi Non Verbal
• Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal


Yang Termasuk komunikasi non verbal:
• Ekspresi Wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang
• Kontak mata
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinteraksi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.Melalui kontak mata juga memberi kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
• Sentuhan
adalah bentuk komunikasi personal, mengingat sentuhan lebih bersifat spontan daripada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan
• Postur tubuh dan Gaya Berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya.Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya
• Sound (Suara)
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi menjadi pesan yang sangat jelas
• Gerak Isyarat
adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetuk kaki atau menggerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress, bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

Hambatan Dalam Komunikasi

Hambatan Dalam Komunikasi

Beberapa Hambatan Dalam Komunikasi
1. Keterbatasan waktu
2. Jarak Psychologis
3. Bahasa
4. Adanya evaluasi terlalu dini
5. Lingkungan Yang tidak mendukung
6. Keadaan si komunikator
7. Keadaan si penerima pesan (komunikan)


Keterbatasan Waktu
 Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi secara tergesa-gesa yang tentunya tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi


Jarak Psychologis
 Jarak Psycologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan
 Misalnya seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang yang status sosialnya diatas mereka
 Selanjutnya ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang ia senangi saja sedangkan informasi lain tidak


Bahasa
 Yang dimaksud dengan bahasa adalah semua bentuk yang digunakan dalam proses penyampaian berita yaitu bahasa lisan,tulisan,gerak-gerik dsb
 Bahasa yang digunakan akan menunjukkan tingkat intelektualitas seseorang sehingga orang yang mempunyai intelektual yang tinggi akan cenderung menggunakan bahasa yang tinggi dan sebaliknya.


Adanya Evaluasi terlalu dini
 Seringkali orang sudah mempunyai prasangka atau sudah menarik suatu kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas akan menghambat komunikasi yang baik


Lingkungan yang tidak mendukung
 Keadaan suhu
 Keadaan yang ribut / bising
 Lingkungan fisik yang tidak mendukung


Keadaan si Komunikator
 Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap berhasil atau gagalnya komuniaksi misalnya :
- Tulisan yang tidak terbaca, dua pesan yang disampaikan bersamaan dan berebut perhatian penerima pesan dan kadang-kadang pesan yang datang itu bertentangan satu dengan yang lainnya,terlalu banyak gabungan saluran pesan sehingga isi pesan yang diterima menjadi terlalu banyak
- Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikan menjadi kacau , tidak sistematis sehingga membingungkan pendengar atau sasaran
- Komunikator sedang sakit juga akan mempengaruhi komunikasi dll


Keadaan si Komunikan
 Sama dengan komunikator maka keadaan komunikan sangat mempengaruhi pula komunikasi karena ada gangguan fisik misalnya :
- Penerangan,pengilatan,pendengaran,suara terlalu bising,suara tidakterdengar
- Gangguan mental, sulit konsentrasi dan sibuk sendiri , kesehatan fisik (sakit,lelah,tidak ada gairah),latar belakang budaya,pendidikan dan pengalaman penerima pesan jauh berbeda dengan pengirim pesan , perbedaan penafsiran kata antara komunikator dan komunikan
Keadaan atau perasaannya , kesehatan fisiknya dll

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi keberhasilan Komunikasi
 Credibility (Kepercayaan) adanya kepercayaan antara komunikator dengan komunikan
 Context (Perhubungan,pertalian), keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi dan kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung
 Content (Kepuasan) apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikan dan sebaliknya pihak komunikan mau memberikan reaksi,respon kepada pihak komunikator
 Clarity (kejelasan) yang dimaksud disini adalah kejelasan akan isi berita tersebut, kejelasan akan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan istilah yang digunakan dalam pengoperan lambang-lambang
 Continuity and consistency (kesinambungan & konsistensi) harus dilakukan secara terus menerus dan jangan saling bertentangan satu dengan yang lainnya
 Capability of audience (kemampuan pihak penerima berita),pengirim berita harus mengetahui kemampuan penerima berita
 Channels of distribution (saluran pengiriman berita) hendaknya digunakan saluran-saluran pengiriman berita yang sudah biasa dipakai dan sudah dikenal oleh umum

Dasar-Dasar Komunikasi

Dasar-Dasar Komunikasi

 Untuk bisa berlangsungnya proses komunikasi dengan baik ada beberapa dasar atau prinsip yang perlu diketahui dan diperhatikan. Dasar-dasar tersebut adalah :
1. Intention (Niat)
2. Attention (Minat)
3. Perception (Pandangan)
4. Retention (Lekat)
5. Participation (Libat)

1.NIAT (Intention)
 Prinsip yang pertama ini menyangkut soal
a. Apa yang akan disampaikan = Ini merupakan hal dasar dan penting. Kita Harus tahu betul dan menguasai apa yang akan menambah kepercayan diri pada yang menyampaikan pesan
b. Siapa sasarannya = Siapa yang kita niatkan untuk diajak berkomunikasi, mengetahui latar belakang orang yang diajak berkomunikasi sangat berguna untuk tercapainya komunikasi yang efektif
c. Apa yang akan dicapai = Harus dijabarkan secara jelas apa yang ingin dicapai sebagai hasil dari komunikasi yang akan diadakan agar nantinya kita bisa menilai apakah komunikasi yang akan dilaksanakan itu mencapai tujuan at tidak
d. Kapan akan disampaikan = -Kapankah waktu yang paling tepat untuk menyampaikan pesan tersebut/ -Kalau yang ingin kita dapat dari hasil komunikasi ini adalah sesuatu tindakan tertentu maka pertanyaan kita adalah berapa lama sebelumnya sebaiknya komunikasi ini dilaksanakan

2. Minat (Attention)
 Apa yang kita komunikasikan haruslah menarik minat atau perhatian orang yang diajak berkomunikasi. Dalam pemilihan ini ada dua faktor yang berpengaruh yaitu :
a. Faktor Obyektif = adalah faktor-faktor yang menyangkut rangsangan yang kita terima yaitu : -Besarnya rangsangan / -Intensitas rangsangan / Gerakan daripada rangsangan / -Baru atau lama./ Aneh at tidak/ berulang x at 1x saja/ berpariasi at monoton.
b. Faktor subyektif adalah faktor yang menyangkut diri si penerima
stimulus bukan menyangkut stimulus itu sendiri
Pada dasarnya kita tertarik akan hal-hal yang:
a. Bisa memenuhi kebutuhan kita
b. Bisa membahayakan kebutuhan kita
c. Mudah kita pahami


a. Memenuhi Kebutuhan Kita
 Kebutuhan dalam hal ini bisa :
a. Fisiologis meliputi :
kebutuhan pokok seperti makan, perumahan, pakaian dan
sex
b. Kebutuhan psychologis meliputi:
- Kebutuhan akan kasih sayang
- Kebutuhan bermasyarakat
- Kebutuhan untuk dihargai
- Kebutuhan akan pendidikan, agama dan lain-lain
b. Membahayakan Kebutuhan Kita
 Seperti halnya diatas,maka hal-hal yang membahayakan kebutuhan akan menarik perhatian kita
 Jadi di dalam berkomunikasi baik informasi tentang sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan kita maupun informasi tentang sesuatu yang membahayakan kebutuhan, kedua-duanya akan menarik perhatian kita
c.Gampang dipahami
 Kalau si penerima pesan merasa bahwa informasi yang diterima adalah sulit, maka ia akan enggan atau tidak berminat untuk memperhatikannya. Sebaliknya kalau dirasakan gampang ia akan tertarik untuk membaca atau melihatnya

3. Pandangan (Perception)
 Makna daripada informasi yang disampaikan kepada sasaran, tergantung pada sasaran.Bagaimana sasaran menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir daripada sasaran
 Kita harus membantu sasaran agar menafsirkan informasi yang kita sampaikan seperti tafsiran kita

4. Lekat (Retention)
 Sebagai komunikator kita sangat mengharapkan agar sasaran dapat menyimpan informasi yang diterima, mengingat dan menggunakannya bila diperlukan. Supaya ingat,pesan harus menarik.Adapun bagaimana supaya pesan menarik sudah dibicarakan diatas.
Ada tiga alasan pokok mengapa orang lupa:
1.Alasan psikologis à yaitu karena tidak suka akan pesan tersebut,malah sering karena tidak suka kepada orang yang menyampaikan pesan itu bisa menyebabkan orang lupa akan pesan tersebut
2.Karena informasi tidak dipergunakan dalam waktu lama hingga ada kecenderungan menghilang atau lupa dan ini disebut dengan ingatan mengabur (fading)
3.Informasi baru, mempunyai kecenderungan mengaburkan atau menghilangkan informasi yang lama yang belum mantap melekat di dalam ingatan seseorang. Ini disebut blocking
Bagaimana cara mencegah lupa
1.Mencegah lupa kerena alasan psikologis
 Binalah hubungan baik dengan sasaran. Tentulah sulit membina hubungan baik dengan sasaran satu persatu apalagi dalam komunikasi massa
2.Mencegah Fading
Untuk mencegah fading ini maka informasi yang disampaikan haruslah segera dipraktekkan.
- Sampaikan informasi kepada sasaran
- Adakan penjajagan (evaluasi) apakah sasaran betul-betul mengerti apa yang diterimanya misalnya dengan mengadakan tanya jawab
- Mintalah sasaran mempraktekannya
- Review tentang pelaksanaannya apakah sudah betul
- Jangan berikan informasi baru sebelum informasi yang lama diterapkan dengan benar
- Ulangilah informasi yang lama bilamana perlu
Jadi dalam hal ini pergunakan prinsip
- Pengulangan (repetition) dan
- Keterlibatan secara aktif daripada sasaran (partisipasi)
3. Mencegah Blocking
Jika blocking disebabkan karena terlalu padatnya informasi,maka caranya mencegah ada beberapa cara:
a. Jangan sampaikan terlalu banyak informasi dalam suatu waktu
b. Beri kesempatan kepada penerima pesan untuk mengendapkan pesan-pesan tadi sebelum pesan-pesan berikutnya disampaikan
c. Jangan terlalu banyak memberikan informasi yang kurang ada kaitanya

5. Libat (Participation)
 Libat atau partisipasi ini harus selalu diusahakan pada setiap tahap dari setiap proses komunikasi

Bentuk Komunikasi

BENTUK KOMUNIKASI

A. Komunikasi sebagai Suatu Proses
1. Komunikasi Primer atau Langsung
• Komunikasi tanpa menggunakan alat perantara
• Komunikasi yang terjadi antara komunikator dengan penerima pesan dengan cara tatap muka misalnya kita berbicara langsung dengan seseorang dihadapan kita
2. Komunikasi Skunder atau tidak langsung
Yaitu komunikasi yang terjadi antara komunikator dengan penerima pesan yang tidak berhadapan muka, tetapi dipisahkan jarak dan waktu
Misalnya : Penulis buku dengan pembacanya

B. Berdasarkan Arah Pesan
1. Komunikasi Satu arah
 Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran. Disini sasaran tidak bisa atau tidak ada kesempatan untuk memberi umpan balik atau bertanya
 Komunikasi lewat media massa seperti radio, televisi, surat kabar dll
 Pada suatu ceramah, penceramah tidak memberi kesempatan kepada hadirin untuk bertanya
• Keuntungan
Komunikasi bisa berlangsung cepat karena tidak terganggu oleh tanya
jawab yang sering kali berkelanjutan serta bertele-tele jika tidak bijaksana menanganinya
• Kerugian
Kemungkinan sasaran salah menafsirkan pesan yang diterima cukup besar karena sasaran tidak bisa minta penjelasan
A B
2. Komunikasi Timbal Balik
 Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran, kemudian sasaran setelah menerima pesan tersebut memberi umpan balik kepada sumber
 Kebaikannya : mengurangi salah tafsir dan bisa membina keakraban karena adanya timbal balik
 Keburukannya: Kalau tidak dikendalikan secara baik bisa berlarut-larut hingga makan banyak waktu
A B

C. Berdasarkan Sifat Interaksi Antara Komunikator dengan Komunikan
1. Komunikasi Massa
Disini komunikasi/interaksi berjalan secara tidak langsung melalui media dan sifatnya satu arah dan sasarannya adalah massa
2. Komunikasi Antar Personal
Disini komunikator berkomunikasi dengan seseorang atau sekelompok komunikan dengan efek dan umpan balik langsung

D. Berdasarkan cara Penyampaian Pesan
• Komunikasi lisan : Pesan atau informasi disampaikan dengan melalui lisan
• Komunikasi tertulis : Pesan-pesan disampaikan dengan melalui tulisan
Bentuk Komunisi lainnya
1. Komunikasi berantai
Yaitu proses penyampaian pesan secara berantai
A B C D E

2. Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial biasanya berbentuk komunikasi langsung dan karenanya bersifat lisan, komunikasi sosial selalu mempunyai pengaruh dan akibatnya atas kehidupan suatu kelompokn sosial, terjadi dan dilaksanakan berdasarkan norma yg berlaku di masyarakat

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
A. Faktor Komunikator
Komunikator sebagai sumber pesan merupakan prakarsa terjadinya proses komunikasi.
Kelancaran proses komunikasi itu sangat dipengaruhi oleh faktor komunikator seperti :
- Ketrampilan komunikator
- Sikap komunikator
- pengetahuan komunikator
- Kondisi tubuh komunikator
B. Faktor Penerima Pesan
Beberapa hal yang mempengaruhi faktor penerima pesan adalah :
- Ketrampilan Berkomunikasi
- Sikap penerima pesan
- pengetahuan penerima pesan
- Keadaan alat indera penerima pesan
3. Sistem Sosial
Dalam proses komunikasi baik komunikator maupun komunikan harus memperhatikan sistem sosial yang ada. Bagi seorang komunikator ia harus memperhatikan sistem sosial dari penerima pesan seperti norma agama, nilai serta kebiasaan-kebiasaan mereka

Konsep Sehat & Sakit

KONSEP SEHAT-SAKIT
A. PENDAHULUAN
Pada masa lalu, sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai sesuatu Hitam atau Putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan mudah; akan tetapi mengabaikan adanya rentang sehat-sakit.
Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekua¬saan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
B. DEFINISI SEHAT
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang po¬sitif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi ling¬kungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
B. MODEL SEHAT SAKIT
1. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)
Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total”
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat.
Sedangkan Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit.
Dengan model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Sehingga faktor resiko klien yang merupakan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko itu meliputi variabel genetik dan psikologis.
Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi – Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian pasangannya.
Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi perawat dalam menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
2. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
Pada pendekatn model ini perawat melakukan intervnsi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan
Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas.
3. Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan
Agen :Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.
 jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).
Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu.
Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit.
Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll.
Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu.
• Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan
• Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup.
Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.
Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.
4. Model Keyakinan-Kesehatan
Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain:
a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)
c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.
Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
5. Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien, memelihara dan Model Peningkatan-Kesehatan (Pender)
Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan.
Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).
mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadiny penyakit.
Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat:
o Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisifasi untuk meningkatkan kesehatan.
Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partsisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan
SAKIT DAN PERILAKU SAKIT
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.

Pengelompokan Keluarga

Pengelompokan Keluarga

1. keluarga Prasejahtera : Keluarga yg blm dpt memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan pengajaran agama/ pangan/ sandang/ papan/ kesehatan atau keluarga yg belum dpt mmenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap I.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I : Keluarga yg telah dpt memenuhi kebutuhan dasar secara minimal tetapi belum dpt memenuhi keseluruhan social psikologisnya yaitu kebutuhan pendidikan/ KB/ interaksi dalam keluarga/ interaksi dngn lingk tempat tinggal/ transfortasi.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II : keluarga yg telah dpt memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan social psikologinya, tetapi blm dpt memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung & memperoleh informasi.
4. Keluarga Sejahtera Tahap III : Keluarga yg telah dpt memenuhi seluruh kebutuhan dasar,kebutuhan social psikologis & kebutuhan pengembangan tetapi belum dapat memberikan sumbangan yg maksimal terhadap masyarakat secara teratur.
5. Keluarga Sejahtera Tahap III plus : keluarga yg telah dpt memenuhi seluruh kebutuhan baik yg bersifat dasar,social psikologis,maupun pengembangan serta telah mampu memberikan sumbangan yg nyata & berkelanjutan bagi masy.

Konsep Keluarga Dalam Keperawatan

Konsep Keluarga Dalam Keperawatan

Definisi
Friedman 1998, Kumpulan 2 orang atau lebih yg hidup bersama dngn keterikatan aturan & emosional serta individu mempunyai peran masing2 yg merupakan bagian dari keluarga.
Sayekti 1994, Suatu ikatan at persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yg berlainan jenis yg hidup bersama atau seorang laki2 at perempuan yg sudah sendiirian dngn at tanpa anak baik anaknya sendiri at adopsi & tinggal dlm sebuah rumah tangga.
UU RI no….thn 1992, unit terkecil dlm masy. Yg terdiri dari suami istri,at suami istri dngn anaknya, at ayah dngn anaknya, at ibu dngn anaknya.
Persamaan : Bahwa dlm keluarga Terdpt ikatan perkawinan & hubungan darah yg tinggal bersama dlm 1 atap (serumah) dgn peran masing2 serta keterikatan emosional.
PP no 21 thn 1994, bahwa keluarga dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah.

Tipe Keluarga :
Tipe Keluarga Tradisional :
Keluarga Inti : terdiri dari ayah, ibu dan anak yg diperoleh dari keturunannya at adopsi at keduanya.
Keluarga Besar : Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah. (Nenek/kakek,bibi/paman)

Keluarga Non Tradisional :
1. Keluarga bentukan kembali
Keluarga baru yg terbentuk dari pasangan yg telah
Cerai /kehilangan pasangan
2. Orang tua tunggal
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
Dngn anak2 akibat perceraian at ditinggal
Pasangan.
3. Ibu dan anak tanpa perkawinan
4. Orang dewasa (laki2 at perempuan) yg tinggal
Sendiri tanpa pernah menikah.
5. Keluarga dngn anak tanpa nikah sebelumnya.
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yg sejenis
Kelamin sama.

STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing2 anggota keluarga
Dlm keluarga dan peranannya dilingkungan masy.
Formal dan informal.
2. Nilai dan Norma Keluarga.
Mengambarkan nilai & yg diyakini oleh keluarga
Khususnya dngn kesehatan
3. Pola Komunikasi Keluarga
Bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu
Orang tua dngn anak dan keluarga lain.
4. Struktur Kekuatan Keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga
Untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang
Lain untuk mengubah prilaku keluarga yg men-
Dukung kesehatan.

FUNGSI KELUARGA
Friedman,1998 ada 5 fungsi :
-Afektif
-Sosialisasi
-Reproduksi
-Ekonomi
-Perawatan

Perubahan pola hidup Agraris menjadi Industrilisasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi 9 fungsi :
-EKONOMI : Keluarga diharapkan menjadi keluarga yang Produktif, mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dngn memanfaatkan SDM keluarga.
-PENDIDIKAN : Keluarga yg mempunyai peran & tanggungjawab yg besar terhadap pendidikan anak2nya untuk menghidupi kehidupan dewasanya.
-STATUS SOSIAL : Keluarga yg dpt dilihat dikatagorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yg berada disekitarnya.
SOSIALISASI : Orang tua at Keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yg mirif dngn diluar rumah.
KESEHATAN : Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yg primer dlm rangka melindungi & pencegahan terhadap penyakit yg mungkin dialami keluarga.
-RELIGIUS : Keluarga merupakan tempat belajar tentang agama & mengamalkan ajarannya.
-REKREASI
-REPRODUKSI : Bukan hanya mengembangkan keturunan, tetapi jg merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal : seks yg sehat & berkualitas,pendidikan seks bg anak & yg lainnya.
-AFEKSI : Keluarga merupakan tempat yg utama pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum keluarga berada diluar rumah

TUGAS KELUARGA DIBIDANG KESEHATAN
-Mengenal masalah kesehatan keluarga
-Memutuskan tindakan yg tepat bagi keluarga
-Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
-Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
-Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

KELUARGA SEBAGAI SISTEM
• SISTEM : Kumpulan dari beberapa bagian fungsional yg saling berhubungan dan tergantung 1 dngn yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan Keluarga Disebut Sistem :
1. Keluarga mempunyai sub sistem
Anggota, fungsi, peran, aturan, budaya dan lainnya
Dipelajari & dipertahankan dlm kehidupan
keluarga .
2. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan
antar sub sistem
3. Merupakan bagian/unit terkecil dari masyarakat yg
dpt mempengaruhi supra sistemnya.

KARAKTERISTIK DASAR KELUARGA SEBAGAI SISTEM
-Keluarga sbgai sistem terbuka : suatu sistem yg mempunyai kesempatan & mau menerima at memperhatikan lingkungan masyarakat sekitarnya.
-Keluarga sbgai sistem tertutup : suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan, kurang mau menerima at memberi perhatian kpd lingkungan masyarakat sekitarnya.

DISFUNGSI : Mulusnya at salah arahnya pergerakan suatu fungsi dikeluarga hingga menimbulkan dampak, baik dampak sementara, maupun dampak yang menetap.

DISFUNGSI dalam keluarga yang mengganggu dan terganggu oleh kesehatan :
-Disfungsi Reproduksi
-Disfungsi adaptasi
-Disfungsi Pemenuhan Kebutuhan
-Disfungsi afektif

Petunjuk adanya Disfungsi pada keluarga
-Kegagalan orang tua
-Jenis penyakit anggota keluarga
-Banyak masalah/ kasus pada anggota keluarga
-Prilaku keliru pada anak dan remaja.
(Ian Mc Whinney, 1989)