www.ziddu.com

Jumat, 17 September 2010

Pelayanan KB Melakukan Pelayanan Kontraspsi Berbagai Metode Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin dan pil KB

PENDAHULUAN
SETIAP tahun, lebih dari 600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat melahirkan. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (1996), 99% kematian itu terjadi di negeri berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi ini.
Kontrasepsi kemudian dijadikan ”katup pengaman” untuk menekan angka-angka yang mengerikan itu. Di Afrika tercatat, sekitar 82% penduduknya tak berkontrasepsi. Di Asia Tenggara, Selatan, dan Barat, hanya 43% yang sadar kontrasepsi. Negeri maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, selangkah lebih sadar: hanya seperlima warganya yang menolak kontrasepsi.
Peranti kontrasepsi pun dikembangkan dalam berbagai varian. Mulai yang sederhana seperti kondom, diafragma, tablet, dan intraveg –atau dikenal dengan tisu keluarga berencana (KB). Masih ada rupa-rupa pilihan: suntik, intrauterine device (IUD), sterilisasi wanita (tubektomi), sterilisasi pria (vasektomi), bahkan susuk.
Dari ”daftar” tersebut tampaklah ketimpangan: sebagian besar ”pemandul” itu disasarkan pada kaum perempuan. Di Indonesia, yang paling diminati ternyata suntik KB. Alasannya: praktis. Tak seperti pil, yang harus dikomsumsi setiap hari pada jam yang tetap. Hormon progesteron yang disuntikkan mampu mencegah lepasnya sel telur dari indung telur.
Suntikan progestin dirintis oleh Karl Junkmann, pada 1953. Empat tahun kemudian Junkmann dan timnya mengembangkan suntikan norethindrone enanthate (NET-EN), dengan menyosialisasikannya klinik-klinik. Kini suntikan itu beredar dengan merek dagang Noristerat, dan dipakai di sekitar 40 negara.
Ada juga suntikan jenis lain, depo medroxy-progesterone asetat (DMPA), yang dikembangkan Upjohn Company, Amerika Serikat, sejak 1963. Suntikan jenis ini bebas estrogen. Ketika itu, Upjohn mengetahui, estrogen membawa efek samping seperti mual, muntah, dan pembekuan darah pada pemakaian kontrasepsi hormonal.
Penelitian pada 1970-an membuktikan, progestin juga bisa menimbulkan benjolan pada payudara. Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat, FDA, hanya merekomendasikan pemakaian DMPA bagi wanita yang telah mengalami kegagalan kontrasepsi lain. Meski begitu, DMPA kini tetap dipakai di sekitar 90 negara.
Bagi akseptor suntik, efek samping yang dirasakan adalah gangguan pola haid. Misalnya, menstruasi tak lagi terjadi setiap bulan. Ada juga gangguan pendarahan dari liang sanggama. Namun, pendarahan hebat sangat jarang terjadi. Akseptor yang menghentikan suntikannya akan terganggu kesuburannya empat sampai lima bulan ke depan.
Efek lainnya adalah naiknya berat badan, satu sampai lima kilogram. Keluhan lain: munculnya jerawat, perubahan libido, gangguan sakit kepala, dan rasa nyeri pada daerah suntikan. Namun, ada keuntungan lain, misalnya naiknya kadar Hb –yang bisa mencegah anemia. Dengan DMPA, hanya 1 per 100 wanita yang mengalami kehamilan.
Di Indonesia, menurut penelitian The National Social and Economic Survey (1997-1998), akseptor suntik mencapai 21,1% dari total jumlah akseptor KB. Yang populer dipakai adalah Depo Provera 150 mg, Noristerat 200 mg, Depo Progestrin 150 mg, dan Depo Geston 150 mg. Posisi ketiga setelah penggunaan pil dan suntik adalah IUD.

POKOK MATERI
1. Pengertian dan efektifitas KB suntik dan pil
2. Jenis dan cara kerja KB suntik dan pil
3. Keuntungan dan efek samping KB suntik dan pil
4. Indikasi dan kontra indikasi KB suntik dan pil

URAIAN ISI
A. Pengertian :

Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak.

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman
KB Depo progestin adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan membuat endometrium tidak layak untuk tempat implantasi ovum yang telah dibuahi. Efektifitasnya tinggi dengan angka kegagalan 1/100 akseptor per tahun, asal penyuntikannya dilakkan secara teratur sesuai jadwal dengan cara penyuntikan intra muskuler{IM} didaerah bokong.
B. Jenis-Jenis Kontrasepsi Suntikan
1.Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2.Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston
C. Cara Kerja Kontrasepsi Suntikan
- Menghalangi ovulasi (masa subur)
- Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
- Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
- Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
- Mengubah kecepatan transportasi sel telur
D. Keuntungan Dan Efek Samping Suntikan
Keuntungan :
- Efektifitasnya tinggi
- Cara pemberiannya sederhana
- Cukup aman
- Kesuburan dapat kembali
- Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
- Menurunkan krisis anemia bulan sabit
Efek samping :
- Gangguan haid
- Mual, sakit kepala, penambahan berat badan
- Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, nervositas, jerawat.
E. Indikasi Kontrsepsi Suntikan
- Usia reproduksi
- Nulipara dan yang telah memiliki anak
- Setelah abortus dan perokok
- Anemia defesiensi besi
- Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen
- Menggunakan obat epilepsy atau tuberkulosis
F. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntikan
- Hamil atau dicurigai hamil
- Perdarahan yang belum jelas penyebabnya
- Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorea
- Menderita kangker payudara atau riwayat kanker payudara
-Diabetes militus disertai komplikasis
Definisi
Pil KB terpadu : mengandung estrogen dan progestin, bila anda meminum pil KB setiap hari sesuai anjuran, anda akan terlindung dari kehamilan yang tak dikehendaki selama seluruh waktu siklus bulanan anda.

- Keuntungan (Profil)
 Efektif dan reversibel.
 Harus diminum setiap hari.
 Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan pendarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.
 Efek samping serius sangat jarang terjadi.
 Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun belum.
 Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil.
 Tidak dianjurkan pada Ibu yang menyusui.
 Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

- Jenis
 Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
 Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
 Tiifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

- Cara Kerja
 Menekan ovulasi.
 Mencegah implantasi.
 Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
 Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.

- Manfaat
 Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan).
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
 Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakan-nya untuk mencegah kehamilan.
 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
 Mudah dihentikan setiap saat.
 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
 Membantu mencegah:
- kehamilan ektopik,
- kanker ovarium,
- kanker endometrium,
- kista ovarium,
- penyakit radang panggul,
- kelainan jinak pada payudara,
- dismenore, atau
- akne.

- Keterbatasan
 Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
 Mual, terutama pada 3 bulan pertama.
 Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
 Pusing.
 Nyeri payudara.
 Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justeru memiliki dampak positif.
 Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
 Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
 Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.
 Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
 Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.

- Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
 Usia reproduksi.
 Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak.
 Gemuk atau kurus.
 Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut.
 Pascakeguguran.
 Anemia karena haid berlebihan.
 Nyeri haid hebat.
 Siklus haid tidak teratur.
 Riwayat kehamilan ektopik.
 Kelainan payudara jinak.
 Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf.
 Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak.
 Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin).
 Varises vena.

- Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
 Hamil atau dicurigai hamil.
 Menyusui eksklusif.
 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
 Penyakit hati akut (hepatitis).
 Perokok dengan usia > 35 tahun.
 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mm Hg.
 Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun.
 Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
 Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi).
 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

- Instruksi Kepada Klien
 Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari.
 Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
 Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
 Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
 Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain, atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain.
 Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan Anda, pil dapat diteruskan.
 Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa.

- Informasi lain yang perlu disampaikan
 Pada permulaan penggunaan pil kadang-kadang timbul mual, pening atau sakit kepala, nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) yang bisa hilang sendiri. Kelainan seperti ini muncul terutama pada 3 bulan pertama penggunaan pil, dan makin lama penggunaannya kelainan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Cobalah minum pil pada saat hendak tidur atau pada saat makan malam. Bila tetap saja muncul keluhan, silakan berkonsultasi kembali ke dokter.
 Beberapa jenis obat dapat mengurangi efektivitas pit, seperti rifampisin, fenitoin (Dilantin), harbiturat, griseofulvin, trisiklik antidepresan, ampisilin, dan penisilin, tetrasiklin. Klien yang memakai ohat-obatan di atas untuk jangka panjang sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan dosis etinilestradiol 50 µg atau dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi yang lain.

KESIMPULAN

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencengah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha tersebut dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.
Akseptabilitas suatu cara kontrasepsi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :

Dapat dipercaya
Tidak ada efek samping atau hanya ada efek samping ringan
Tidak mempengaruhi coitus
Mudah penggunaannya
Harga alat kontrasepsi terjangkau

Materi pemberian suntikan depo progestin ini sangat penting dipelajari karena dapat menekan angka kematian wanita di dunia akibat komplikasi kehamilan saat melahirkan.

KB Depo progestin adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan membuat endometrium tidak layak untuk tempat implantasi ovum yang telah dibuahi. Efektifitasnya tinggi dengan angka kegagalan 1/100 akseptor per tahun, asal penyuntikannya dilakkan secara teratur sesuai jadwal dengan cara penyuntikan intra muskuler{IM} didaerah bokong.

Pil KB terpadu : mengandung estrogen dan progestin, bila anda meminum pil KB setiap hari sesuai anjuran, anda akan terlindung dari kehamilan yang tak dikehendaki selama seluruh waktu siklus bulanan anda.

Tidak ada komentar: